SEJARAH PERKEMBANGAN VOC
Tugas Sejarah Wajib
Kelompok
3
1. Anisa Nurul Aini (04)
2. Eny Prahmawati (12)
3. Faisal Hernanda P (13)
4. Intan Pawestri N (15)
5. Pulung Punjung L (20)
6. Samsianida Kewa A (24)
7. Zulayfa Aqsal WP (30)
SEJARAH PERKEMBANGAN VOC
Awal
perkembangan VOC
Pada tahun 1610, VOC berhasil
mendirikan pos perdagangan di Banten. Kemudian pada tahun 1611 Pieter Both
berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, untuk pembelian sebidang tanah seluas 50 x 50
vadem. Kemudian pada tahun 1611, VOC membeli lahan sekitar satu hektar di Sunda
Kelapa seharga 1.200 ringgit. Kekuatannya menyingkirkan
kekuasaan Jayakarta dan mengubah Jayakarta menjadi Batavia tanggal 30 Mei 1619 menundukkan Banten. Daerah Tangerang selanjutnya dapat dikuasai VOC
dengan perjanjian antara Sultan Haji pada tanggal 17 April 1684.VOC memperlemah kerajaan Mataram di Jawa Tengah
melalui perjanjian Gianti dan Salatiga. Makassar berhasil direbut melalui perjanjian
Bongaya.
Di Maluku juga berhasil direbut
melalui perjanjian di daerah setempat.
Untuk melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlah
jabatan Gubernur Jenderal VOC antara lain:
1. Pieter Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di Ambon.
2. Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara memudahkan pelayaran ke Belanda.
Setelah berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan serta campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia antara lain Mataram, Banten, Banjar, Sumatra, Gowa (Makasar) serta Maluku. Akibat hak monopoli yang dimilikinya. VOC memaksakan kehendaknya sehingga menimbulkan permusuhan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk menghadapi perlawanan bangsa Indonesia VOC meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-benteng seperti di Ambon, Makasar, Jayakarta dan lain-lain.
1. Pieter Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di Ambon.
2. Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara memudahkan pelayaran ke Belanda.
Setelah berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan serta campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia antara lain Mataram, Banten, Banjar, Sumatra, Gowa (Makasar) serta Maluku. Akibat hak monopoli yang dimilikinya. VOC memaksakan kehendaknya sehingga menimbulkan permusuhan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk menghadapi perlawanan bangsa Indonesia VOC meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-benteng seperti di Ambon, Makasar, Jayakarta dan lain-lain.
Secara garis bessar dalam sejarahnya yang panjangg VOC
menerapkan sejumlah kebijakan sebagai berikut:
1. Memberlakukan
2 jenis pajak kepada rakyat yaitu contingenten dan verplichte leverantie.
Contingenten adalah pajak wajib berupa hasil bumi, sementara itu verplichte
leverantie adalah penyerahan wajib hasil bumi yang harganya telah ditentukan
oleh VOC.
2. Menyingkirkan
pedagang-pedagang lain baik dari Negara-negara lain maupun pedagang
jawa,melayu,arab,dan cina dari aktivitas perdagangan rempah-rempah diIndonesia.
3. Menentukan
Luas Areal penanaman rempah-rempah serta menentukan jumlah rempah-rempah yang
ditanam.
4. Melakukan
Kebijakan Ekstirpasi,yaiyu menebang kelebihan jumlah tanaman rempah-rempah agar
produksinya tidak berlebihan sehingga harga tetap dapat dipertahankan.
Dalam rangka mendukung Kebijakan-kebijakanya,secara garis
besar VOC melakukan dua hal sebagai berikut:
1. Pertama,VOC
tidak segan-segan mengunakan cara-cara kekerasan untuk menghukum siapa saja
yang menentang kemauan dan kebijakanya.
2. Kedua,VOC
memakai taktik yang selama berabad-abad terbukti jitu:Devide et impera,yang
secara harfiah berarti “pecah belahlah dan kuasai”.Salah satu bentuknya dengan
mencampuri urusan dalam negeri setiap kerajaan.
Cara yang dilakukan VOC dalam memonopoli perdagangan di
Indonesia adalah:
1. Melakukan
pelayaran hongi untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah
merampas setiap kapal penduduk yang menjual langsung rempahrempah kepada
pedagang asing seperti Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai
di pelabuhan bebas Makasar.
2. Melakukan Ekstirpasi yaitu penebangan tanaman,
milik rakyat. Tujuannya adalah mepertahankan agar harga rempah-rempah tidak
merosot bila hasil panen berlebihan (over produksi).
3. Perjanjian
dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil
bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib
disebut Verplichte Leverantien
4. Rakyat
wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan istilah
Contingenten
Seiring dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah-rempah ke tanaman industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada abad 18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ke tiga jenis barang komoditi tersebut. Misalnya tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), kopi dan teh daerah Priangan.
Seiring dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah-rempah ke tanaman industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada abad 18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ke tiga jenis barang komoditi tersebut. Misalnya tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), kopi dan teh daerah Priangan.
Dalam melaksanakan pemerintahan VOC banyak mempergunakan tenaga Bupati. Sedangkan bangsa Cina dipercaya untuk pemungutan pajak dengan cara menyewakan desa untuk beberapa tahun lamanya. Pada pertengahan abad ke 18 VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan.
:v :v
ReplyDeletehttps://m.youtube.com/watch?v=89HqN3MhJVo
DeleteSadiss gann
hmmm
ReplyDeletehttps://m.youtube.com/watch?v=89HqN3MhJVo
ReplyDeleteSadiss gan
Kurang lengkap gann
ReplyDelete