Perang Teluk I dan Perang Teluk II
Perang Teluk I (1980-1988)
A. Latar Belakang
1. Sengketa antara Irak dan Iran sebenarnya masih terkait dengan sejarah kedua belah negara yang tak pernah akur.
Berlarut-larutnya permusuhan yang terjadi antara kerajaan Mesopotamia (terletak di lembah sungai Tigris-Eufrat, yang kini menjadi sebuah negara Irak modern) dengan kerajaan Persia atau negara Iran modern. Yang pertama ialah persaingan ketegangan Bangsa Arab dan Bangsa Parsi, yang satu tidak dapat menerima keunggulan atau dominasi yang lain. yang kedua ialah masalah minoritas etnis. Pada zaman shah Iran mendukung perjuangan otonomi suku Kurdi di Irak, sedangkan Irak mendukung minoritas etnis Arab di Iran yang memperjuangkan kebebasan yang lebih besar atau pemisah, dan yang ketigaialah perbedaan orientasi politik luar
negeri. Sampai beberapa waktu yang lalu Irak adalah Pro Uni Soviet, dan Iran adalah Pro Barat.
2. Persengketaan wilayah yang dianggap penting oleh Irak dan Iran
Pertama, persengketaan Sungai Shatt Al Arab, sungai tersebut berperan penting bagi Irak karena merupakan satu-satunya jalan keluar negara tersebut ke laut.Karena letaknya yang berada di perbatasan dan posisi strategisnya yang mengarah ke Teluk Persia, sungai tersebut menjadi bahan sengketa Irak dan Iran. Sebelum perang antara kedua negara meletus, pada tahun 1975 sempat meredakan ketegangan antara kedua belah pihak karena berkat perjanjian Algiers. Kedua adalah Provinsi Khuzestan yang kaya minyak. Wilayah tersebut selama ini menjadi wilayah Iran, namun sejak tahun 1969 Irak mengklaim bahwa Khuzestan berada di tanah Irak dan wilayah tersebut diserahkan ke Iran ketika Irak dijajah oleh Inggris. Dengan begitu maka mereka saling meng-klaim sebagai wilayah mereka masing-masing.
3. Munculnya Revolusi Islam oleh Iran
Pada masa pemerintahan Khomeini yang berambisi dan juga berusaha mengekspor revolusi islamnya kenegara-negara lain dan Irak menjadi sasaran yang pertama karena di Irak minorotas Sunni menguasai dan menindas mayoritas Syiah dan minoritas Kurdi yang secara etnik linguistic dekat dengan bangsa Persi. Selain itu Khoeini menaruh dendam terhadap rezim di Bagdad yang pada tahun 1978 mengusirnya dari Irak karena dia berkampanye melawan pemerintah Shah.Sehubungan dengan itu pemerintah Iran menghasut umat Syiah dan Suku Kurdi di Irak untuk memberontak dan merebut kekuasaan serta membentuk suatu republic Islam menurut pola Republik Islam Iran. Dilain pihak Bagdad menghasut minoritas Kurdi di Irak untuk mendukung minoritas Arab dalam memperjuangkan otonominya, dan membantu sejumlah jendral Iran dan pengikut-pengikutnya Bakhtiar di pengasingan untuk menyusun kekuatan guna menumbangkan kekuasaan Khomeini.
Irak di bawah kendali Saddam Hussein dan Partai Baath memiliki ambisi untuk menjadi kekuatan dominan di wilayah Arab di bawah bendera pan-Arabisme sejak meninggalnya Presiden Mesir, Gamal A. Nasser. Revolusi Islam yang terjadi di Iran tersebut dianggap sebagai penghalang karena bertentangan dengan prinsip nasionalisme sekuler Arab. Selain untuk mencegah menyebarnya revolusi Islam, Irak juga berusaha mengambil keuntungan dengan kondisi internal Iran yang tidak stabil pasca revolusi Islam untuk merebut wilayah-wilayah yang menjadi bahan sengketa dengan Iran dan menambah sumber minyak Irak.
Dengan kekhawatiran-kekhawatiran tersebut maka tak heran jika muncul tindakan-tindakan yang membawa ketegangan dan menimbulkan peperangan pada puncaknya.
4. Percobaan pembunuhan terhadap pejabat Irak
Pertengahan tahun 1980, terjadi percobaan pembunuhan kepada Deputi Perdana menteri Irak, Tariq Aziz. Irak segera bertindak dengan menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat atas percobaan pembunuhan tersebut dan mendeportasi ribuan warga Syiah berdarah Iran keluar dari Irak. Pemimpin Irak, Saddam Hussein, menyalahkan Iran sambil menyebut ada agen Iran yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor pendorong meletusnya perang Irak-Iran.
5. Penyebab khusus terjadinya Perang Teluk I antara lain:
B. Kekuatan Masing-Masing Pihak Dalam Peperangan
1) Kekuatan Irak
Dilihat dari kekuatan militer yang dimiliki, posisi Irak jauh lebih canggih dalam hal persenjataan dan finansial untuk mendukung jalannya perang. Irak tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan persenjataan. Berkat solidaritas yang kuat antara Irak dengan negara-negara Arab lainnya, Irak menjadi lebih mudah untuk mendapat bantuan dari Arab Saudi, Yordania, dan Oman. Akan tetapi, bantuan dari beberapa negara Arab tersebut tidak mampu untuk menggantikan senjata buatan Uni Soviet. Irak mengajukan permintaan kepada Uni Soviet untuk mengirim senjata-senjata baru, namun Uni Soviet menolaknya. Walaupun demikian, suplai senjata biasa berjalan terus dan dengan persetujuan dari Raja Hussein yang secara terang-terangan mendukung Irak, dibongkar di Aqaba dan diangkut melalui darat ke Irak. Menurut Foreign Report, lebih dari 45 kapal suplai membongkar muatannya sebanyak 200.000 ton di Aqaba. Dengan demikian, maka Irak dapat meningkatkan serangan-serangannya dan berhasil maju terus meskipun secara lamban dan tapak demi setapak. Beberapa negara Arab yang ikut membantu Irak juga menyiapkan keuangan untuk persenjataan Irak tersebut. Mereka telah menyiapkan sekitar tiga Milyar Dollar Amerika untuk keperluan senjata Irak. Irak sendiri mempunyai tidak kurang dari 35 Milyar Dollar Amerika dalam bentuk devisa dan ditambah uang dari penghasilan minyak yang dialirkan melalui pipa-pipa minyak yang melewati Suriah dan Turki jumlahnya kira-kira tak kurang dari 1 juta barel per hari.
2) Kekuatan Iran
Dalam perang Irak-Iran, Iran mendapat bantuan militer terbatas dari sejumlah negara seperti Libia, Suriah, Turki, Korea Selatan, Taiwan, dan lain sebagainya. Kekuatan mereka tetap tidak sebanding dengan banyaknya bantuan yang diterima Irak. Awal dari serangan Irak yang secara tiba-tiba, cukup membuat Iran kaget. Tetapi itu tidak berlangsung lama, karena militer mereka cepat bergegas. Angkatan Udara yang mereka miliki didukung oleh pesawat-pesawat pembom phantom untuk membalas serangan dari Irak. Namun, Iran diperkirakan kekurangan kerosene. Karena pendapatannya dari minyak dalam devisa asing menurun, maka Iran terpaksa memakai uang simpanannya yang berjumlah kira-kira 6 Milyar Dollar. Dalam masalah persenjataan Iran sulit mendapatkannya karena terhalang masalah embargo. Dengan keterbatasan peralatan perang, Iran tetap optimis tidak akan kalah melawan Irak. Mereka memakai taktik perang panjang yang bertujuan agar Iran dapat menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein. Kekuatan Iran terletak pada Angkatan Udara yang mempunyai peralatan modern dalam jumlah yang besar. Iran mempunyai57 pesawat pengangkut tempur C 130, 250 buah pesawat pembom phantom, 160 buah F 16, 80 buah F 14, 200 buah F 4 yang dilengkapi dengan peluru kendali Phoenix, dan 120 buah F 5. Angkatan darat mereka memiliki 800 tank M60 dan M47 buatan Amerika Serikat. Mereka juga mempunyai 760 buah Chieftank, 250 Scorpion, 1500 Iranian Lion, ketiganya merupakan buatan Inggris. Mereka juga mempunyai tank sedikitnya 3000 buah. Angkatan Laut Iran dipersenjatai dengan pesawat pengintai P36, puluhan kapal patrol, 3 buah kapal selam Tank, 4 destroyer Spruance yang baik untuk mengebom pantai dan juga bagus untuk menghancurkan kapal selam serta satu seri hydroglisseur yang ditahun 1978 jumlahnya melebihi yang dimiliki Angkatan Laut Inggris sehingga mereka bisa mendarat di air yang sedangkal apapun di Teluk Persia.
Pertahanan Iran juga di bantu oleh Pasdaran. Pasdaran lahir berbarengan dengan revolusi Iran. Anggota Pasdaran diambil dari sukarelawan yang sudah dewasa baik laki-laki maupun wanita. Sebelum perang kekuatan Pasdaran tidak begitu besar. Perdana Menteri Bazargan mencoba menghapus para tentara itu tetapi tidak berhasil. Kemudian Bani Sadr memegang kendali Pasdaran lalu membubarkan tetapi gagal juga. Perang ini membuat jumlah Pasdaran empat kali lipat lebih besar. Senjata yang dipegang Pasdaran hanya berupa senjata yang ringan seperti senapan mesin, bazooka dan sebagainya. Senjata Pasdaran dibantu oleh rakyat yang membentuk sejenis organisasi pertahanan sipil (bassif), dewan-dewan desa dan kota (shoura mahali) yang dibentuk atas prakasa almarhum Ayatola Teleghani yang bertugas mengatasi masalah-masalah sosial. Dewan-dewan pabrik, serikat-serikat buruh dan para petani juga ikut membantu dalam peperangan ini.
C. Berlangsungnya Perang Irak-Iran
Perang antara Irak dan Iran ini berlangsung selama 8 tahun.Perang tersebut terbagi dalam beberapa alur atau periode tahun mulai dari penyerbuan Irak pada tahun 1980 sampai gencatan senjata yang berhasil dilakukan untuk mengakhiri perang pada 20 Agustus 1988. Pada dasarnya terdapat tiga hal penting yang dapat diambil dari peperangan tersebut. Pertama, tidak ada pihak yang menjadi pemenang secara mutlak dalam perang Irak-Iran. Irak mendapat separuh kemenangan, sedangkan Iran menderita setengah kekalahan. Kedua, prediksi Irak yang memperkirakan Perang Teluk 1 hanya berlangsung singkat ternyata meleset. Peperangan berlarut-larut sampai 8 tahun. Iran yang semula diremehkan ternyata memberikan perlawanan yang cukup sengit sehingga Iran yang semula berada di pihak defensive kemudian menjadi ofensif. Ketiga, akibat Perang Teluk 1 berdampak pada Irak berupa hutang luar negeri untuk biaya dan ganti rugi perang. Dampak ini menjadi pemicu dan menjadi salah satu faktor terjadinya Perang Teluk II antara Irak melawan Kuwait.
D. Intervensi Asing Dalam Perang Teluk 1
Semakin lama berlangsungnya perang Irak dan Iran, maka semakin besar dan lebih berbahaya, bahwa beberapa negara Teluk yang lain akan terseret. Negara-negara Arab kawasan itu pada umumnya memiliki keberpihakan kepada Irak sebagai negara yang memperjuangkan kepentingan-kepentingan Arab. Termasuk juga Yordania melalui Raja Hussein yang paling tegas mendukung Irak dan menjanjikan bantuan kepadanya. Iran dapat merasa terpojok dan menyerang ladang-ladang minyak mereka dan menutup Selat Hormuz. Ketika instalasi-instalasi minyak Iran dan Irak terbakar menjadi sangat jelas bahwa kedudukan Kuwait, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab sangat rawan.
Mengingat semua hal itu, Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak saja sekedar mengikuti berjalannya peperangan dengan seksama, akan tetapi juga mengambil langkah-langkah untuk mengamankan kepentingan masing-masing dan mungkin juga memperbaiki kedudukan masing-masing. Bagi Washington, peperangan ini merupakan suatu peluang untuk dapat memulihkan kedudukannya di kawasan. Demikian juga dengan Uni Soviet, dapat terbuka kesempatan untuk membantu unsur-unsur kiri di Irak maupun di Iran bila terjadi perebutan kekuasaan akibat kekalahan dalam peperangan ini. Keberhasilan golongan kiri untuk merebut kekuasaan di salah satu negara akan memperbaiki kedudukan Uni Soviet di kawasan, terutama jika Uni Soviet berhasil menempatkan orang-orangnya pada puncak kekuasaan.Namun, Amerika Serikat dan Uni Soviet telah sepakat untuk tidak turun tangan dalam peperangan tersebut. Hal itu dilakukan karena menyadari bahwa intervensi yang satu akan memancing intervensi yang lain maka akan menimbulkan konvrontasi bersenjata antara mereka. Untuk selanjutnya, kedua superpower itu berkepentingan bahwa peperangan ini tetap terbatas pada kedua negara dan tidak ada salah satu pihak yang keluar sebagai pemenang.
Tetapi, pada suatu saat godaan bagi Uni Soviet untuk turun tangan bisa menjadi terlalu besar. Dengan menguasai kawasan Teluk Parsi, Uni Soviet dapat menundukkan negara-negara Eropa Barat dan Jepang. Washington telah memperhitungkan kemungkinan ini, kemudian mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya menjadi kenyataan. Semenjak pergolakan di Iran, menyusul invasi Uni Soviet ke Afghanistan, Presiden Carter menyatakan kawasan Teluk Parsi sebagai kepentingan vital Barat dan menegaskan tekadnya untuk membelanya dengan segala cara, termasuk cara militer. Sehubungan dengan itu, pembentukan Pasukan Gerak Cepat (Rapid Deployment Force) dipercepat. Pasukan ini pada mulanya dimaksudkan untuk mencegah invasi Uni Soviet ke kawasan. Uni Soviet sendiri telah memusatkan 24 divisi di perbatasan Iran-Uni Soviet, hal ini diketahui Washington. Untuk memperbaiki logistik bagi Pasukan Gerak Cepat tersebut, Amerika Serikat meningkatkan pangkalan laut dan udaranya di Diego Garcia, menempatkan tujuh kapal penuh muatan senjata dan suplai di situ, dan merundingkan fasilitas-fasilitas dengan Oman, Somalia, dan Kenya.
Namun, Pasukan Gerak Cepat tidak mampu untuk menumpas invasi Uni Soviet ke kawasan. Pasukan Gerak Cepat pada mulanya dimaksud untuk menunjukkan kepada lawan dan kawan bahwa pasukan-pasukan Uni Soviet bila melintas perbatasan Iran akan ditembak dan bahwa suatu usaha Uni Soviet untuk menguasai kawasan Teluk Parsi akan mengobarkan suatu konfrontasi superpower yang mudah meningkat menjadi suatu konfrontasi nuklir dengan segala akibatnya. Akan tetapi, strategi deterrence ini bisa gagal. Uni Soviet dalam keadaan tertentu dapat menyerbu Iran dengan harapan bisa menguasainya dengan cepat sebelum Amerika Serikat dapat melakukan sesuatu untuk menggagalkannya. Walaupun kemungkinan itu tidak besar, karena persiapan invasi memakan waktu dan dapat diketahui sehingga Amerika Serikat dapat terlebih dahulu mengerahkan Pasukan Gerak Cepatnya.
Kronologi Perang Teluk I secara singkat
1980-1982 Penyerbuan oleh Irak
1982 Titik Balik dan Mundurnya Irak
1982-1988 Penyerbuan oleh Iran
1984-1988 Perang Tanker
1987-1988 Ikut campurnya AS
1988 Gencatan Senjata & Pasca Perang
Perang Teluk II (1990-1991)
A. Latar Belakang
Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam Perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara gratis. Irak juga terjerat utang luar negeri dengan beberapa negara, termasuk Kuwait dan Arab Saudi. Irak berusaha meyakinkan kedua negara tersebut untuk menghapuskan utangnya, namun ditolak. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki.
1. Sebab umum terjadinya perang :
2. Sebab Khusus terjadinya perang :
B. Jalannya perang
Tanggal 2 agustus 1990, dibawah komando pemerintahan saddam hussein irak dengan 100.000 tentaranya menyerang kuwait yang saat itu hanya memiliki tentara 20.000 dapat dengan mudah dikuasai tanpa perlawanan yang kuat. Penguasa kuwait Ahmad El Sabah terpaksa melarikan dirinya ke Arab Saudi untuk meminta pertolongan.
Invasi tersebut benar benar di tentang oleh dunia internasional, terbukti dalam konferensi di Cairo, Liga Arab mengeluarkan pernyataan bahwa Irak harus segera menarik mundur pasukannya dari Kuwait. Pada tanggal 8 Agustus 1990, AS, Inggris, Perancis, Australia dan negara Liga Arab pun melakukan Operasi Perisai Gurun (Desert Shield Operation). Namun operasi ini belum sampai menyerang irak yang berada di daerah kuwait, dan operasi ini pun diganti menjadi Operasi Badai Gurun (Desert Storm Operation) dibawah jendral Norman Schwarzkopf (AS). Operasi ini membuat Irak dibombardir oleh pesawat-pesawat pasukan koalisi. Dalam perang tersebut terjadi unjuk persenjataan. Pihak koalisi menjatuhkan rudal Patriot untuk menangkal rudal-rudal Scud milik Irak. Rudal juga ditembakkan ke ibu kota Israel, Tel Aviv, karena Irak mencurigai Israel terlibat dalam serangan kenegaraannya
Pada tanggal 29 November 1990 Dewan Keamanan PBB juga mengeluarkan Resolusi No. 660 yang menyatakan pasukan Irak harus ditarik mundur dari Kuwait paling lambat tanggal 17 Januari 1991, jika tidak Irak akan berhadapan dengan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Dewan Keamanan juga mengeluarkan Resolusi No. 661 yang berisi pemberian sanksi ekonomi kepada Irak.
Untuk menghindari perang antara Irak dan pasukan koalisi diupayakan melalui perundingan. Pada tanggal 30 November 1990 Presiden Amerika Serikat George Bush menawarkan perundingan langsung dengan Irak. Tawaran tersebut gagal karena tidak ada kesepakatan tentang waktu perundingan dari kedua belah pihak.
Sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh resolusi PBB, yaitu tanggal 15 Januari 1991 ternyata pasukan Irak tidak ditarik mundur dari Kuwait. Sehingga pada tanggal 17 Januari 1991 pasukan koalisi melakukan agresi ke Irak.
C. Penyelesaian Perang Teluk antar Irak dan Kuwait
Dewan PBB mengeluarkan Resolusi No 660 tahun 1990 dan memerintahkan Irak keluar dari Kuwait sampai batas tanggal 29 November 1990. Irak tidak melaksanakan perintah tersebut, maka pada tanggal 15 Januari 1990 USA bersama kelompoknya Inggris dan Perancis (George Bush, menteri pertahanan Diuc Cheney, Jendral Collin Powell, dan komando operasi serangan oleh Kuwait dan Arab Saudi) menyerang Irak dengan cara mengebomnya, orang Amerikalah yang berperan untuk merancang serangan atas Irak. Dengan cara tersebut akhirnya Irak menerima syarat yang diajukan Dewan Keamanan PBB.
D. Dampak Terjadinya Perang
Bagi pihak irak:
Ladang-ladang minyak Kuwait rusak berat karena dibakar oleh Irak.
Bagi Pihak negara ke tiga:
Kelompok :
Terimakasih telah mengunjungi dan membaca blog kami. ^_^
A. Latar Belakang
1. Sengketa antara Irak dan Iran sebenarnya masih terkait dengan sejarah kedua belah negara yang tak pernah akur.
Berlarut-larutnya permusuhan yang terjadi antara kerajaan Mesopotamia (terletak di lembah sungai Tigris-Eufrat, yang kini menjadi sebuah negara Irak modern) dengan kerajaan Persia atau negara Iran modern. Yang pertama ialah persaingan ketegangan Bangsa Arab dan Bangsa Parsi, yang satu tidak dapat menerima keunggulan atau dominasi yang lain. yang kedua ialah masalah minoritas etnis. Pada zaman shah Iran mendukung perjuangan otonomi suku Kurdi di Irak, sedangkan Irak mendukung minoritas etnis Arab di Iran yang memperjuangkan kebebasan yang lebih besar atau pemisah, dan yang ketigaialah perbedaan orientasi politik luar
negeri. Sampai beberapa waktu yang lalu Irak adalah Pro Uni Soviet, dan Iran adalah Pro Barat.
2. Persengketaan wilayah yang dianggap penting oleh Irak dan Iran
Pertama, persengketaan Sungai Shatt Al Arab, sungai tersebut berperan penting bagi Irak karena merupakan satu-satunya jalan keluar negara tersebut ke laut.Karena letaknya yang berada di perbatasan dan posisi strategisnya yang mengarah ke Teluk Persia, sungai tersebut menjadi bahan sengketa Irak dan Iran. Sebelum perang antara kedua negara meletus, pada tahun 1975 sempat meredakan ketegangan antara kedua belah pihak karena berkat perjanjian Algiers. Kedua adalah Provinsi Khuzestan yang kaya minyak. Wilayah tersebut selama ini menjadi wilayah Iran, namun sejak tahun 1969 Irak mengklaim bahwa Khuzestan berada di tanah Irak dan wilayah tersebut diserahkan ke Iran ketika Irak dijajah oleh Inggris. Dengan begitu maka mereka saling meng-klaim sebagai wilayah mereka masing-masing.
3. Munculnya Revolusi Islam oleh Iran
Pada masa pemerintahan Khomeini yang berambisi dan juga berusaha mengekspor revolusi islamnya kenegara-negara lain dan Irak menjadi sasaran yang pertama karena di Irak minorotas Sunni menguasai dan menindas mayoritas Syiah dan minoritas Kurdi yang secara etnik linguistic dekat dengan bangsa Persi. Selain itu Khoeini menaruh dendam terhadap rezim di Bagdad yang pada tahun 1978 mengusirnya dari Irak karena dia berkampanye melawan pemerintah Shah.Sehubungan dengan itu pemerintah Iran menghasut umat Syiah dan Suku Kurdi di Irak untuk memberontak dan merebut kekuasaan serta membentuk suatu republic Islam menurut pola Republik Islam Iran. Dilain pihak Bagdad menghasut minoritas Kurdi di Irak untuk mendukung minoritas Arab dalam memperjuangkan otonominya, dan membantu sejumlah jendral Iran dan pengikut-pengikutnya Bakhtiar di pengasingan untuk menyusun kekuatan guna menumbangkan kekuasaan Khomeini.
Irak di bawah kendali Saddam Hussein dan Partai Baath memiliki ambisi untuk menjadi kekuatan dominan di wilayah Arab di bawah bendera pan-Arabisme sejak meninggalnya Presiden Mesir, Gamal A. Nasser. Revolusi Islam yang terjadi di Iran tersebut dianggap sebagai penghalang karena bertentangan dengan prinsip nasionalisme sekuler Arab. Selain untuk mencegah menyebarnya revolusi Islam, Irak juga berusaha mengambil keuntungan dengan kondisi internal Iran yang tidak stabil pasca revolusi Islam untuk merebut wilayah-wilayah yang menjadi bahan sengketa dengan Iran dan menambah sumber minyak Irak.
Dengan kekhawatiran-kekhawatiran tersebut maka tak heran jika muncul tindakan-tindakan yang membawa ketegangan dan menimbulkan peperangan pada puncaknya.
4. Percobaan pembunuhan terhadap pejabat Irak
Pertengahan tahun 1980, terjadi percobaan pembunuhan kepada Deputi Perdana menteri Irak, Tariq Aziz. Irak segera bertindak dengan menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat atas percobaan pembunuhan tersebut dan mendeportasi ribuan warga Syiah berdarah Iran keluar dari Irak. Pemimpin Irak, Saddam Hussein, menyalahkan Iran sambil menyebut ada agen Iran yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor pendorong meletusnya perang Irak-Iran.
5. Penyebab khusus terjadinya Perang Teluk I antara lain:
- Adanya serangan granat pada tanggal 1 April 1980 terhadap wakil Perdana Menteri Irak Tariq Aziz yang diduga bertanggung jawab atas aksi-aksi survesi terhadap Iran.
- Adanya pengusiran ribuan keturunan Iran oleh Saddam, serta melancarkan serangan yang sengit terhadap pribadi Khomeini dan membatalkan perjanjian Algiers. Sedangkan Menlu Iran Shodeh Godzadeh berjanji untuk menumbangkan rezim Baath yang berkuasa di Irak serta memutuskan hubungan diplomatic.
- Kedua negara saling menempatkan pasukan masing – masing di daerah perbatasan dalam jumlah yang cukup besar.
- Terjadinya perang pers dan media masa antar kedua belah negara.
- Pada 17 September 1980, presiden Saddam Hussein secara sepihak membatalkan Perjanjian Algiers tahun 1975 karena pada waktu itu Saddam Hussein merasa bahwa Perjanjian Algiers tidak adil untuk Irak, pada saat pembuatan perjanjian itu kedua belah negara tidak dalam posisi yang seimbang dimana Irak pada waktu itu sebagai negara yang kalah dengan Iran. kemudian Iran melihatnya sebagai pernyataan perang pada 20 September 1980.
B. Kekuatan Masing-Masing Pihak Dalam Peperangan
1) Kekuatan Irak
Dilihat dari kekuatan militer yang dimiliki, posisi Irak jauh lebih canggih dalam hal persenjataan dan finansial untuk mendukung jalannya perang. Irak tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan persenjataan. Berkat solidaritas yang kuat antara Irak dengan negara-negara Arab lainnya, Irak menjadi lebih mudah untuk mendapat bantuan dari Arab Saudi, Yordania, dan Oman. Akan tetapi, bantuan dari beberapa negara Arab tersebut tidak mampu untuk menggantikan senjata buatan Uni Soviet. Irak mengajukan permintaan kepada Uni Soviet untuk mengirim senjata-senjata baru, namun Uni Soviet menolaknya. Walaupun demikian, suplai senjata biasa berjalan terus dan dengan persetujuan dari Raja Hussein yang secara terang-terangan mendukung Irak, dibongkar di Aqaba dan diangkut melalui darat ke Irak. Menurut Foreign Report, lebih dari 45 kapal suplai membongkar muatannya sebanyak 200.000 ton di Aqaba. Dengan demikian, maka Irak dapat meningkatkan serangan-serangannya dan berhasil maju terus meskipun secara lamban dan tapak demi setapak. Beberapa negara Arab yang ikut membantu Irak juga menyiapkan keuangan untuk persenjataan Irak tersebut. Mereka telah menyiapkan sekitar tiga Milyar Dollar Amerika untuk keperluan senjata Irak. Irak sendiri mempunyai tidak kurang dari 35 Milyar Dollar Amerika dalam bentuk devisa dan ditambah uang dari penghasilan minyak yang dialirkan melalui pipa-pipa minyak yang melewati Suriah dan Turki jumlahnya kira-kira tak kurang dari 1 juta barel per hari.
2) Kekuatan Iran
Dalam perang Irak-Iran, Iran mendapat bantuan militer terbatas dari sejumlah negara seperti Libia, Suriah, Turki, Korea Selatan, Taiwan, dan lain sebagainya. Kekuatan mereka tetap tidak sebanding dengan banyaknya bantuan yang diterima Irak. Awal dari serangan Irak yang secara tiba-tiba, cukup membuat Iran kaget. Tetapi itu tidak berlangsung lama, karena militer mereka cepat bergegas. Angkatan Udara yang mereka miliki didukung oleh pesawat-pesawat pembom phantom untuk membalas serangan dari Irak. Namun, Iran diperkirakan kekurangan kerosene. Karena pendapatannya dari minyak dalam devisa asing menurun, maka Iran terpaksa memakai uang simpanannya yang berjumlah kira-kira 6 Milyar Dollar. Dalam masalah persenjataan Iran sulit mendapatkannya karena terhalang masalah embargo. Dengan keterbatasan peralatan perang, Iran tetap optimis tidak akan kalah melawan Irak. Mereka memakai taktik perang panjang yang bertujuan agar Iran dapat menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein. Kekuatan Iran terletak pada Angkatan Udara yang mempunyai peralatan modern dalam jumlah yang besar. Iran mempunyai57 pesawat pengangkut tempur C 130, 250 buah pesawat pembom phantom, 160 buah F 16, 80 buah F 14, 200 buah F 4 yang dilengkapi dengan peluru kendali Phoenix, dan 120 buah F 5. Angkatan darat mereka memiliki 800 tank M60 dan M47 buatan Amerika Serikat. Mereka juga mempunyai 760 buah Chieftank, 250 Scorpion, 1500 Iranian Lion, ketiganya merupakan buatan Inggris. Mereka juga mempunyai tank sedikitnya 3000 buah. Angkatan Laut Iran dipersenjatai dengan pesawat pengintai P36, puluhan kapal patrol, 3 buah kapal selam Tank, 4 destroyer Spruance yang baik untuk mengebom pantai dan juga bagus untuk menghancurkan kapal selam serta satu seri hydroglisseur yang ditahun 1978 jumlahnya melebihi yang dimiliki Angkatan Laut Inggris sehingga mereka bisa mendarat di air yang sedangkal apapun di Teluk Persia.
Pertahanan Iran juga di bantu oleh Pasdaran. Pasdaran lahir berbarengan dengan revolusi Iran. Anggota Pasdaran diambil dari sukarelawan yang sudah dewasa baik laki-laki maupun wanita. Sebelum perang kekuatan Pasdaran tidak begitu besar. Perdana Menteri Bazargan mencoba menghapus para tentara itu tetapi tidak berhasil. Kemudian Bani Sadr memegang kendali Pasdaran lalu membubarkan tetapi gagal juga. Perang ini membuat jumlah Pasdaran empat kali lipat lebih besar. Senjata yang dipegang Pasdaran hanya berupa senjata yang ringan seperti senapan mesin, bazooka dan sebagainya. Senjata Pasdaran dibantu oleh rakyat yang membentuk sejenis organisasi pertahanan sipil (bassif), dewan-dewan desa dan kota (shoura mahali) yang dibentuk atas prakasa almarhum Ayatola Teleghani yang bertugas mengatasi masalah-masalah sosial. Dewan-dewan pabrik, serikat-serikat buruh dan para petani juga ikut membantu dalam peperangan ini.
C. Berlangsungnya Perang Irak-Iran
Perang antara Irak dan Iran ini berlangsung selama 8 tahun.Perang tersebut terbagi dalam beberapa alur atau periode tahun mulai dari penyerbuan Irak pada tahun 1980 sampai gencatan senjata yang berhasil dilakukan untuk mengakhiri perang pada 20 Agustus 1988. Pada dasarnya terdapat tiga hal penting yang dapat diambil dari peperangan tersebut. Pertama, tidak ada pihak yang menjadi pemenang secara mutlak dalam perang Irak-Iran. Irak mendapat separuh kemenangan, sedangkan Iran menderita setengah kekalahan. Kedua, prediksi Irak yang memperkirakan Perang Teluk 1 hanya berlangsung singkat ternyata meleset. Peperangan berlarut-larut sampai 8 tahun. Iran yang semula diremehkan ternyata memberikan perlawanan yang cukup sengit sehingga Iran yang semula berada di pihak defensive kemudian menjadi ofensif. Ketiga, akibat Perang Teluk 1 berdampak pada Irak berupa hutang luar negeri untuk biaya dan ganti rugi perang. Dampak ini menjadi pemicu dan menjadi salah satu faktor terjadinya Perang Teluk II antara Irak melawan Kuwait.
D. Intervensi Asing Dalam Perang Teluk 1
Semakin lama berlangsungnya perang Irak dan Iran, maka semakin besar dan lebih berbahaya, bahwa beberapa negara Teluk yang lain akan terseret. Negara-negara Arab kawasan itu pada umumnya memiliki keberpihakan kepada Irak sebagai negara yang memperjuangkan kepentingan-kepentingan Arab. Termasuk juga Yordania melalui Raja Hussein yang paling tegas mendukung Irak dan menjanjikan bantuan kepadanya. Iran dapat merasa terpojok dan menyerang ladang-ladang minyak mereka dan menutup Selat Hormuz. Ketika instalasi-instalasi minyak Iran dan Irak terbakar menjadi sangat jelas bahwa kedudukan Kuwait, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab sangat rawan.
Mengingat semua hal itu, Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak saja sekedar mengikuti berjalannya peperangan dengan seksama, akan tetapi juga mengambil langkah-langkah untuk mengamankan kepentingan masing-masing dan mungkin juga memperbaiki kedudukan masing-masing. Bagi Washington, peperangan ini merupakan suatu peluang untuk dapat memulihkan kedudukannya di kawasan. Demikian juga dengan Uni Soviet, dapat terbuka kesempatan untuk membantu unsur-unsur kiri di Irak maupun di Iran bila terjadi perebutan kekuasaan akibat kekalahan dalam peperangan ini. Keberhasilan golongan kiri untuk merebut kekuasaan di salah satu negara akan memperbaiki kedudukan Uni Soviet di kawasan, terutama jika Uni Soviet berhasil menempatkan orang-orangnya pada puncak kekuasaan.Namun, Amerika Serikat dan Uni Soviet telah sepakat untuk tidak turun tangan dalam peperangan tersebut. Hal itu dilakukan karena menyadari bahwa intervensi yang satu akan memancing intervensi yang lain maka akan menimbulkan konvrontasi bersenjata antara mereka. Untuk selanjutnya, kedua superpower itu berkepentingan bahwa peperangan ini tetap terbatas pada kedua negara dan tidak ada salah satu pihak yang keluar sebagai pemenang.
Tetapi, pada suatu saat godaan bagi Uni Soviet untuk turun tangan bisa menjadi terlalu besar. Dengan menguasai kawasan Teluk Parsi, Uni Soviet dapat menundukkan negara-negara Eropa Barat dan Jepang. Washington telah memperhitungkan kemungkinan ini, kemudian mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya menjadi kenyataan. Semenjak pergolakan di Iran, menyusul invasi Uni Soviet ke Afghanistan, Presiden Carter menyatakan kawasan Teluk Parsi sebagai kepentingan vital Barat dan menegaskan tekadnya untuk membelanya dengan segala cara, termasuk cara militer. Sehubungan dengan itu, pembentukan Pasukan Gerak Cepat (Rapid Deployment Force) dipercepat. Pasukan ini pada mulanya dimaksudkan untuk mencegah invasi Uni Soviet ke kawasan. Uni Soviet sendiri telah memusatkan 24 divisi di perbatasan Iran-Uni Soviet, hal ini diketahui Washington. Untuk memperbaiki logistik bagi Pasukan Gerak Cepat tersebut, Amerika Serikat meningkatkan pangkalan laut dan udaranya di Diego Garcia, menempatkan tujuh kapal penuh muatan senjata dan suplai di situ, dan merundingkan fasilitas-fasilitas dengan Oman, Somalia, dan Kenya.
Namun, Pasukan Gerak Cepat tidak mampu untuk menumpas invasi Uni Soviet ke kawasan. Pasukan Gerak Cepat pada mulanya dimaksud untuk menunjukkan kepada lawan dan kawan bahwa pasukan-pasukan Uni Soviet bila melintas perbatasan Iran akan ditembak dan bahwa suatu usaha Uni Soviet untuk menguasai kawasan Teluk Parsi akan mengobarkan suatu konfrontasi superpower yang mudah meningkat menjadi suatu konfrontasi nuklir dengan segala akibatnya. Akan tetapi, strategi deterrence ini bisa gagal. Uni Soviet dalam keadaan tertentu dapat menyerbu Iran dengan harapan bisa menguasainya dengan cepat sebelum Amerika Serikat dapat melakukan sesuatu untuk menggagalkannya. Walaupun kemungkinan itu tidak besar, karena persiapan invasi memakan waktu dan dapat diketahui sehingga Amerika Serikat dapat terlebih dahulu mengerahkan Pasukan Gerak Cepatnya.
Kronologi Perang Teluk I secara singkat
1980-1982 Penyerbuan oleh Irak
1982 Titik Balik dan Mundurnya Irak
1982-1988 Penyerbuan oleh Iran
1984-1988 Perang Tanker
1987-1988 Ikut campurnya AS
1988 Gencatan Senjata & Pasca Perang
Perang Teluk II (1990-1991)
A. Latar Belakang
Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam Perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara gratis. Irak juga terjerat utang luar negeri dengan beberapa negara, termasuk Kuwait dan Arab Saudi. Irak berusaha meyakinkan kedua negara tersebut untuk menghapuskan utangnya, namun ditolak. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki.
1. Sebab umum terjadinya perang :
- Ambisi Saddam Husein untuk tampil sebagai orang yang dihormati di negara-negara Arab.
- Kuwait dituduh Irak mencuri minyak Irak di Padang Rumeila yang terletak di perbatasan kedua negara (dipersengketakan)
- Kuwait menolak tuntutan Saddam untuk membayar ganti rugi dan memberikan daerah Rumailah dan Pulau Bubiyan.
- Irak mengalami kerusakan infrastruktur ekonomi dan membengkaknya utang akibat Perang Teluk 1.
- Penguasa Irak sering mengklaim Kuwait sebagai wilayah kekuasaannya, karena perbatasan antara kedua negara tersebut tidak jelas.
2. Sebab Khusus terjadinya perang :
- Terjadinya pelanggaran kuota minyak oleh Kuwait, Arab, dan Uni Emirat Arab sehingga produksi melimpah, akibatnya harga minyak anjlok. Irak yang waktu itu sangat mengandalkan pendapatan negara dari sektor minyak sangat terpukul dengan peristiwa ini. Irak waktu itu sedang membangun negaranya yang rusak akibat perang dengan Iran. Sumber dana diandalkan dari minyak karena irak merupakan negara penghasil minyak yang diandalkan negara lain
- Adanya serangan Irak terhadap Kuwait tanggal 2 Agustus 1990 yang berhasil menduduki wilayah Kuwait.
B. Jalannya perang
Tanggal 2 agustus 1990, dibawah komando pemerintahan saddam hussein irak dengan 100.000 tentaranya menyerang kuwait yang saat itu hanya memiliki tentara 20.000 dapat dengan mudah dikuasai tanpa perlawanan yang kuat. Penguasa kuwait Ahmad El Sabah terpaksa melarikan dirinya ke Arab Saudi untuk meminta pertolongan.
Invasi tersebut benar benar di tentang oleh dunia internasional, terbukti dalam konferensi di Cairo, Liga Arab mengeluarkan pernyataan bahwa Irak harus segera menarik mundur pasukannya dari Kuwait. Pada tanggal 8 Agustus 1990, AS, Inggris, Perancis, Australia dan negara Liga Arab pun melakukan Operasi Perisai Gurun (Desert Shield Operation). Namun operasi ini belum sampai menyerang irak yang berada di daerah kuwait, dan operasi ini pun diganti menjadi Operasi Badai Gurun (Desert Storm Operation) dibawah jendral Norman Schwarzkopf (AS). Operasi ini membuat Irak dibombardir oleh pesawat-pesawat pasukan koalisi. Dalam perang tersebut terjadi unjuk persenjataan. Pihak koalisi menjatuhkan rudal Patriot untuk menangkal rudal-rudal Scud milik Irak. Rudal juga ditembakkan ke ibu kota Israel, Tel Aviv, karena Irak mencurigai Israel terlibat dalam serangan kenegaraannya
Pada tanggal 29 November 1990 Dewan Keamanan PBB juga mengeluarkan Resolusi No. 660 yang menyatakan pasukan Irak harus ditarik mundur dari Kuwait paling lambat tanggal 17 Januari 1991, jika tidak Irak akan berhadapan dengan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Dewan Keamanan juga mengeluarkan Resolusi No. 661 yang berisi pemberian sanksi ekonomi kepada Irak.
Untuk menghindari perang antara Irak dan pasukan koalisi diupayakan melalui perundingan. Pada tanggal 30 November 1990 Presiden Amerika Serikat George Bush menawarkan perundingan langsung dengan Irak. Tawaran tersebut gagal karena tidak ada kesepakatan tentang waktu perundingan dari kedua belah pihak.
Sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh resolusi PBB, yaitu tanggal 15 Januari 1991 ternyata pasukan Irak tidak ditarik mundur dari Kuwait. Sehingga pada tanggal 17 Januari 1991 pasukan koalisi melakukan agresi ke Irak.
C. Penyelesaian Perang Teluk antar Irak dan Kuwait
Dewan PBB mengeluarkan Resolusi No 660 tahun 1990 dan memerintahkan Irak keluar dari Kuwait sampai batas tanggal 29 November 1990. Irak tidak melaksanakan perintah tersebut, maka pada tanggal 15 Januari 1990 USA bersama kelompoknya Inggris dan Perancis (George Bush, menteri pertahanan Diuc Cheney, Jendral Collin Powell, dan komando operasi serangan oleh Kuwait dan Arab Saudi) menyerang Irak dengan cara mengebomnya, orang Amerikalah yang berperan untuk merancang serangan atas Irak. Dengan cara tersebut akhirnya Irak menerima syarat yang diajukan Dewan Keamanan PBB.
D. Dampak Terjadinya Perang
Bagi pihak irak:
- Irak membayar ganti rugi kepada kuwait
- Irak harus mengizinkan tim inspeksi nuklir PBB memeriksa nuklir Irak
- Irak kena embargo ekonomi.
- Timbulnya semangat anti-Amerika
- Negara dan perekonomian Irak rusak berat karena gempuran tentara multinasional dan blokade ekonomi serta embargo yang diterapkan PBB
- Konflik teluk mempercepat proses perdamaian Iran – Irak yang sebelumnya berjalan tersendat-sendat, karena sebelumnya Baghdad bersikeras mempertahankan pendiriannya.
- Konflik teluk telah membuka kembali perhatian dunia tentang perlunya penyelesaian segera seluruh masalah Timur Tengah.
Ladang-ladang minyak Kuwait rusak berat karena dibakar oleh Irak.
Bagi Pihak negara ke tiga:
- Perpecahan negara-negara Arab
- Amerika Serikat berhasil memperoleh pangkalan militer di Dahran (Arab Saudi) untuk melindungi Israel sebagai sekutu terpentingnya di Timur Tengah.
- Peranan Amerika Serikat semakin kuat di Timur Tengah
- Kekuatan Israel semakin tidak ada tandingannya.
Sumber :
Perang Teluk I
https://ekusuma16.wordpress.com/2015/01/07/perang-teluk-1-irak-iran/
http://www.re-tawon.com/2010/07/perang-irak-iran-panggung-modern.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Iran-Irak
https://riandonok.blogspot.co.id/2015/03/latar-belakang-atau-penyebab-terjadinya.html
Perang Teluk II
https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Teluk_I
http://mademegapratiwi.blogspot.co.id/2012/07/perang-teluk-antara-irak-dan-kuwait.html
http://shirunomi.blogspot.co.id/2015/10/sejarah-dunia-perang-teluk-2.html
Kelompok :
- Annisa Mulya A. (05)
- Intan Pawestri (15)
- Kurnia Safitri (18)
- Pulung Punjung L. (20)
- Rizky Imaddudin (22)
- Samsianida Kewa A. (24)
- Wahid Nur Rohman L. S. (27)
Terimakasih telah mengunjungi dan membaca blog kami. ^_^
kekuatan Irak masih diatas Iran jaman Saddam Husein
ReplyDeleteTerimakashhhhh
ReplyDeletesayang gabisa dikutip, bisa jadi referensi bacaan, semangat.
ReplyDeleteAlright...
ReplyDeleteThis may sound pretty creepy, and maybe even kind of "out there"....
WHAT if you could just press "PLAY" and LISTEN to a short, "musical tone"...
And INSTANTLY attract MORE MONEY to your life???
And I'm really talking about BIG MONEY, even MILLIONS of DOLLARS!!
Sounds way too EASY??? Think it couldn't possibly be REAL??
Well, I'll be the one to tell you the news...
Usually the largest miracles life has to offer are the easiest to GET!!
Honestly, I will provide you with PROOF by letting you listen to a real-life "magical money tone" I've synthesized...
You just click "PLAY" and you will start having more money come into your life... starting almost INSTANTLY...
CLICK here NOW to PLAY this magical "Miracle Wealth Building TONE" - it's my gift to you!!
sangat disayangkan jatuhnya korban warga sipil
ReplyDeleteMURAHQQ adalah situs resmi permainan kartu Online terlengkap tercepat dan terpercaya tanpa admin ataupun robot yang ikut bermain serta bonus kemenangan ratusan juta setiap hari, segera daftar dan bermain sekarang juga
ReplyDelete