Perang Padri
Perang Padri
Disusun Oleh :
Anisa
Nurul (04)
Dewi
Asih (10)
Elsi
Putri H (11)
Nisrina
Anggarini (19)
Salsabila
Ranasanti (23)
Trisnani
Jati W (26)
Wieqtsa
Mellynea A (28)
Zainu
Ariy M (29)
Latar Belakang Perang Padri :
- Adanya perselisihan antara kaum adat dan kaum padri sebagai akibat dari usaha yang dilakukan kaum padri untuk memurnikan ajaran Islam dengan menghapus adat kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran islam.
- Campur tangan belanda dengan membantu kaum adat .Pertempuran pertama terjadi dikota lawas kemudian meluas ke daerah daerah lain. Sehingga muncul pemimpin pemimpin yang mendukung gerakan kaum padri seperti Datuk Bandaro, Datuk Malim Basa (Imam Bonjol), Tuanku pasaman, Tuanku Nan Rencek, Tuanku Nan. cerdik, dan Tuanku Nan Gapuk.
- Tuanku Imam Bonjol
- Tuanku Nan Renceh
- Tuanku Pasaman
- Tuanku Rao
- Tuanku Lintau
- Tuanku Pandai Sikek
- Tuanku Tambusai
- Tuanku Nan Renceh
- Tuanku Pasaman
- Tuanku Rao
- Tuanku Lintau
- Tuanku Pandai Sikek
- Tuanku Tambusai
Pengaruh :
1. Muhammad
Shahab atau dikenal sebagai Tuanku Imam Bonjol, merupakan seorang pemimpin
Perang Padri yang berhasil mengalahkan kaum adat. Dia juga pemimpin yang bisa
menyatukan kaum adat dengan kaum padri di bawah perjanjian Plakat Puncak Pato
yang akhirnya dapat bekerja sama untuk melawan Belanda.
Tanggal 8
februari 1835 Tuanku Imam Bonjol Bersedia mengadakan gencatan senjata dengan
Belanda namun dengan satu syarat, yaitu pasukan Belanda harus ditarik dari
Alahan Panjang. Akan tetapi Belanda menolak sehingga peperangan kembali
terjadi.
Bulan
agustus 1835 Tuanku Imam Bonjol bersedia berunding kembali tetapi belanda
menolak dengan alasan kaum paderi akan menggunakan kesempatan ini untuk
menyusun siasat . Pertempuran akhirnya meletus kembali.
Bulan
Oktober 1835 Bonjol dikepung dan tembakan dilancarkan kearah Benteng Bonjol
.Akhirnya benteng bonjol jatuh ketangan
belanda setelah selama 2 tahun dipertahankan mati-matian oleh kaum Padri.
Tanggal
15 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol menyerah sehingga perlawanan rakyat
Minangkabau melemah dan dianggap sudah tidak ada artinya lagi oleh pasukan
Belanda
2. Tuanku
Pasaman, dia menyerang Kota Tengah dan
berhasil membakar istana Pagaruyung yang menyebabkan Sultan Arifin Murningsyah
beserta kelurga besarnya terpaksa melarikan diri. Pada akhirnya keluarga besar
Sultan Arifin Murningsyah terbunuh di Tanah Datar, namun Sultan Arifin lolos.
Kaum Padri lalu menyebar ke Tapanuli Selatan serta mulai mengislamkan
orang-orang Batak yang dianggap sebagai penyembah berhala.
3.
Tuanku Nan Rencek. Tahun
1822 terjadi pertempuran di Baso dipimpin oleh Tuanku Nan Rencek. Di Bonio kaum
padri berhasil menyerang pos belanda yang di pimpin oleh Letnan Maartius dan
kapten Brusse. Tahun 1822 terjadi pertempuran di Baso dipimpin oleh Tuanku Nan
Rencek. Di Bonio kaum padri berhasil menyerang pos belanda yang di pimpin oleh
Letnan Maartius dan kapten Brusse.
4. Tuanku
Nan Cerdik. Tahun 1832 Tuanku Nan Cerdik bergabung Dengan Tuanku Imam Bonjol
menyerang pos pos belanda di Mangapo. Belanda menerapkan tak tik adu domba
dengan cara mengirim pasukan pimpinan Sentot Prawirodirjo (salah seorang
pemimpin perang diponegoro yang menyerah). Ternyata Sentot membantu kaum padri
melawan Belanda sehingga ia ditangkap dan diasingkan di Cianjur jawa barat.
Tahun 1833 pertempuran meletus di daerah Agam. Kaum padri mulai mengalami
kekalahan karena menyerahnya beberapa pemimpin perlawanan seperti Tuanku Nan
Cerdik
5. Tuanku
Lintau merupakan pemimpin yang tetap melakukan perlawanan di kawasan Luhak Limo
Puluah meskipun kaum padri yang masih bertahan di Lintau berhasil ditaklukkan
Belanda. Karena kegigihan pasukan kaum padri, akhirnya mereka bisa memperlambat
serangan Belanda ke Benteng Bonjol. Kaum padri juga berhasil merampas sebagian
besar perbekalan dan persenjataan Belanda.
Perang Padri menimbulkan banyak korban
ReplyDelete