Peradaban India Kuno
PERADABAN INDIA KUNO
Letak geografis
Wilayah India kuno
merupakan salah satu negara di Asia Selatan di bagian Utara berbatasan dengan
pegunungan Himalaya dan Hindu Kush, sedangkan bagian Selatan berbatasan dengan
Samudera Indonesia. Sekarang, wilayah ini bisa dilihat di peta yang meliputi
negara India, Nepal, Pakistan dan Afganistan.
Kondisi alam yang seperti itu menggambarkan
seakan-akan India adalah subbenua Asia. Wilayah India kuno terbagi menjadi dua
bagian yaitu India Utara dan India Selatan, diantara keduanya terdapat
pengunungan Windya. India Utara adalah daerah yang memiliki lahan yang subur
terutama di sepanjang Sungai Shindu, Gangga, Yamuna dan Brahmaputera.
Sebaliknya di India Selatan, daerah ini adalah daerah yang tidak subur dengan
lahan-lahan yang kering tandus.
Celah antara Himalaya dan Hindu Kush dikenal dengan
nama Celah Kaiber (Khyber Pass). Celah ini merupakan jalan masuk bangsa-bangsa
pendatang yang bermigrasi dan menetap di India. Dari celah ini pulalah lahir
peradaban di India sebagai asimilasi kebudayaan antara kebudayaan bangsa asing
dengan bangsa aslinya, diantaranya peradaban Lembah Sungai Shindu dan Lembah
Sungai Gangga.
Penduduk asli yang berada di Lembah Sungai Shindu
adalah bangsa Dravida, diperkirakan telah mendiaminya sejak 3000 SM. Bangsa ini
meninggalkan sisa-sisa peradabannya di Mahenjo Daro dan Harappa.
Hasil temuan peninggalan peradaban di India diketahui
dengan ditemukannya sisa-sisa kebudayaan di Kota Mahenjo Daro di daerah Shindu
(sekarang berada di wilayah Pakistan) dan Harappa yang mendiami kawasan Sungai
Ravi (daerah hulu Sungai Shindu).
Tahun
berdiri munculnya peradaban
India adalah
salah satu tempat pertama yang dihuni oleh manusia setelah migrasi dari Afrika.
Manusia tiba di India melalui pesisir sepanjang Jazirah Arab dan Teluk Persia.
Kemungkinan kelompok orang pertama tiba di India sekitar 50.000-an SM.
Pada 3000-an
SM, bangsa Harappa membangun kota-kota Zaman Perunggu di Sungai Indus (Pakistan
modern). Mereka melakukan perdagangan dengan Asia Barat. Pada 2000-an SM,
peradaban Harappa runtuh. Tak diektahui secara pasti penyebab keruntuhan ini.
Tidak lama
setelah itu, bangsa India-Eropa datang dari Asia Tengah ke India. Mereka
disebut juga bangsa Weda atau Arya, dan membawa serta kuda, kereta perang, dan
bahasa mereka. Agama mereka ikut bercampur dengan agama lokal untuk kemudian
menghasilkan agama Hindu. Sistem kasta juga mulai muncul pada masa ini. Sekitar
800-an SM, bangsa Weda bergerak dari Lembah Indus untuk menaklukan seluruh
India Utara, termasuk lembah Gangga.
Pada 539 SM,
Persia, di bawah Koresh Agung, menyerang India utara (Pakistan modern) dan
menjadikannya bagian dari Kekaisaran Persia. Pada 323 SM, Aleksander Agung,
ketika menaklukan Kekaisaran Persia, juga melancarkan serangan ke India.
Setelah itu
muncul negara-negara kuat di India. Yang pertama adalah Kekaisaran Maurya yang
berdiri pada 321 SM dan runtuh pada 184 SM. Masa ini diikuti oleh periode
kerajaan-kerajaan kecil hingga pada 320 M berdirilah Kekaisaran Gupta yang
berlangsung hingga 550 M. Kerajaan-kerajaan besar lainnya juga muncul di India
selatan.
Dimulai sekitar
400-an M, gelombang serangan dari Asia Tengah dan Asia Barat mulai menyerbu
India. Awalnya, suku Hun menyerang, kemudian, setelah runtuhnya Gupta, kaum
Muslim berhasil merebut India utara dan mendirikan Kesultanan Delhi. Sekitar
1200-an dan 1300-an M, Mongol juga melakukan serangan berulang ke India. Semua
konflik ini berlangsung terutama di India utara. Sementara di India selatan,
kerajaan-kerajaan India lokal relatif tidak terlalu terganggu.
Di India
utara, kekuasaan Mongol sempat menghilang sebelum akhirnya pada 1526 M berdiri
negara Mongol bernama Kekaisaran Mughal. Pada tahun 1700-an M, Mughal melemah
dan terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Ini memicu Britania untuk
bergerak dan menaklukan India.
A. Peradaban
Lembah Sungai Indus
Peradaban
Lembah Indus terdapat di India sekarang berada diwilayah negara Pakistan.
Kebudayaan Indus (Sindhu) berkembang antara tahun 3000 SM – 1000 SM, wujudnya
berupa kota kuno Mohenjo Daro dan Harappa. Kebudayaan Indus ini didukung oleh
bangsa Dravida yang berbadan pendek, berhidung pesek, berkulit hitam, berambut
keriting. Kebudayaan Indus berhasil diteliti oleh seorang arkeolog Inggris, Sir
John Marshal, yang dibantu Banerji (orang India).
B. Sistem Mata Pencaharian
Sepanjang lembah
Sungai Shindu adalah lahan subur yang cocok sekali untuk pertanian. Kesuburan
ini disebabkan oleh lumpur-lumpur sungai yang dibawa ketika banjir. Pemanfaatan
lahan dan sungai mendorong untuk mengembangkan teknologi irigasi dengan membuat
saluran-saluran, tanggul penahan banjir dan bendungan untuk menampung. Hasil
temuan saluran irigasi inilah yang menunjukkan bahwa pada masa tersebut sudah
terbentuk peradaban yang maju dengan mata pencahariannya adalah pertanian
(gandum, padi, kapas, dan teh).
C. Sistem Pemerintahan
Peradaban Lembah Sungai Shindu adalah peradaban
manusia prasejarah karena belum ditemukan adanya tulisan. Masuknya bangsa Arya
ke wilayah India, mengubah tata hidup penduduk asli dan terjadinya percampuran
kebudayaan. Sebenarnya bangsa Arya adalah bangsa nomaden (selalu
berpindah-pindah), namun sejak ditemukannya wilayah India melalui Celah Kaiber
mereka mencoba untuk menetap sehingga menimbulkan percampuran kebudayaan di
antara keduanya. Pencampuran kedua bangsa tersebut melahirkan bangsa Hindu.
Kedatangan mereka menjadi salah satu penyebab runtuhnya peradaban kuno di
Lembah Sungai Shindu. Pemerintahan bangsa Arya yang pernah ada di Lembah Sungai
Shindu diketahui mulai ada tahun 327 SM dengan berdirinya Kerajaan Maurya.
D. Sistem Kepercayaan
Masyarakat lembah Sungai Shindu memuja kepada banyak
dewa (politheisme). Dewa utama yang dipujanya adalah dewa berkepala tiga,
bertanduk besar, walaupun masih berupa dugaan, stempel yang menggambarkan dewa
ini banyak dijumpai. Selain itu, masyarakatnya mengenal Dewi Ibu yang dipuja
sebagai lambang Dewi kesuburan.
Berikut ini nama-nama kerajaan yang pernah ada pada
peradaban Lembah Sungai Shindu, antara lain:
1. Kerajaan Magadha
Bangsa Arya yang
tinggal di Punjab membentuk negara kota, dengan kepala pemerintahannya disebut
raja. Pemerintahan seperti ini sudah ada di Magadha, Kosala dan Avanti.
Kerajaan Magadha sudah ada kira-kira tahun 650 SM, diperintah oleh Sisunaga
dengan ibukota Rajgir. Sekitar tahun 500 SM, pada masa Raja Ayatasatra, ibukota
dipindahkan ke Pataliputra di dekat pertemuan Sungai Shindu dan Gangga.
Raja Nanda adalah Raja
Magadha yang berhasil mengusir Persia dari Punjab, dan kemudian membentuk
dinasti Nanda. Raja kesembilan dinasti Nanda yakni Mahapadmananda menikahi
wanita dari kasta rendah dan memiliki seorang anak bernama Candragupta Maurya.
2. Kerajaan Maurya
Candragupta Maurya
adalah pendiri Kerajaan Maurya setelah berhasil menundukkan pasukan Macedonia
yang kala itu sedang melakukan ekspansi ke wilayah India dibawah pimpinan
Iskandar Zulkarnaen dan telah menguasai daerah Punjab. Pengusiran tentara
Macedonia dari India dilakukan setelah Candragupta Maurya mengetahui kabar
Iskandar Zulkarnaen wafat, kejadian ini terjadi pada tahun 327 SM. Ibukota
Kerajaan Maurya berada di Pattaliputra dengan raja pertamanya adalah
Candragupta Maurya. Kekuasaan wilayahnya terbentang dari Kashmir di bagian
Barat dan lembah Sungai Gangga di bagian Timur. Kerajaan Maurya mencapai masa
gemilang di bawah pemerintahan Ashoka (268-232 SM) cucu Candragupta Maurya.
Ashoka merasa menyesal
setelah melihat korban-korban perang saat menundukkan Kerajaan Kalingga dan
Dekkan, lalu bercita-cita untuk membentuk suatu perdamaian bagi umat manusia.
Agama yang semula adalah Hindu ditinggalkannya dan beralih menjadi penganut
agama Buddha.
3. Kerajaan
Candragupta
Sepeninggalnya Ashoka,
kerajaan Maurya pecah menjadi kerajaan kecil yang kemudian dipersatukan kembali
oleh Candragupta I dan berdiri Kerajaan Candragupta.
Hasil peradaban
lembah sungai Indus, antara lain :
1) Kota
Mohenjo Daro dan Harappa dibangun berdasarkan pola kota terencana yang modern.
2) Terdapat
bangunan besar sebagai tempat pertemuan rakyat.
3) Rumah-rumah
dibuat dari batu bata.
4) Jalan-jalan
dibuat lebar-lebar.
5) Saluran
air dibuat sesuai perencanaan kota modern.
6) Ditemukan
bekas permandian.
7) Ditemukan
perhiasan kalung emas dan perak dihias dengan permata.
8) Ditemukan
senjata yang terbuat dari batu dan tembaga.
Benda kuno yang
terdapat di kota Mohenjo Daro dan Harappa, antara lain:
1) lempeng
tanah (terra cotta) yang berbentuk persegi dan bergambar binatang atau
tumbuhan, seperti gajah, harimau, sapi, badak, dan pohon beringin;
2) tembikar
yang berbentuk periuk belanga dan pecah-belah semacam piring dan cangkir;
3) alat
perhiasan berupa kalung, gelang, dan ikat pinggang dari tembaga;
4) gambar dewa
yang bertanduk, patung dewi Ibu (dewi kesuburan), dan patung pujaan: dewa bumi,
dewa langit, dewa bulan, dewa air, serta dewa api.
Mata
pencaharian bangsa Dravida adalah bercocok tanam, yang dibuktikan dengan
ditemukannya cangkul, kapak, dan patung Dewi Ibu yang dianggap lambang
kesuburan. Hasil pertanian berupa gandum dan kapas. Sudah ada saluran irigasi
untuk mencegah banjir serta untuk pengairan sawah-sawah rakyat. Dalam
perdagangan terlihat adanya hubungan dengan Sumeria di Lembah Eufrat dan
Tigris, yang diperdagangkan adalah keramik dan permata.
Sudah mengenal sistim kepercayaan menyembah banyak dewa (politeisme)
serta segala sesuatu yang dianggap keramat. Contohnya adalah pohon pipal dan beringin
yang oleh umat Buddha dianggap pohon suci, binatang yang dipuja adalah gajah
dan buaya.
Tata kota, sanitasi, serta kebersihan dan kesehatan dari perencanaan
kota dapat dibuktikan dengan adanya:
1) bangunan rumah dibuat tinggi berdasarkan petunjuk kesehatan,
2) bangunan rumah dibuat seragam dari batu bata,
3) bangunan tidak ada yang menjorok ke depan, dan
4) saluran air dibangun sesuai dengan syarat kesehatan.
Kebudayaan Indus runtuh pada tahun 1000 SM disebabkan oleh:
1) adanya bencana banjir dari Sungai Indus (Sindhu);
2) karena diserang bangsa Arya.
A. Peradaban
Lembah Sungai Gangga
Pendukung
kebudayaan Gangga adalah orang-orang Arya. Mereka berasal dari sekitar Laut
Kaspia yang datang memasuki India sekitar 2000 SM di daerah India Utara. Akibat
kedatangan bangsa Arya, bangsa Dravida terdesak dan menyingkir ke India
Selatan. Namun, tidak dapat dihindari terjadinya percampuran antara dua
kebudayaan yang akhirnya melahirkan hinduisme.
Bangsa Arya
menguasai daerah subur di sekitar Sungai Gangga bahkan seluruh daerah di
sekitar Lembah Indus. Mereka menyebutnya sebagai daerah Arya Warta atau daerah
Hindustan, artinya tanah orang Hindu. Daerahnya meliputi sekitar Sungai Gangga,
Lembah Yamuna, serta Lembah Indus. Untuk membatasi adanya percampuran ras, maka
diciptakanlah Kasta serta kewajiban sattie(wanita ikut suami di
waktu upacara pembakaran mayat). Perkawinan antarkasta menjadi salah satu
penyebab seseorang dikeluarkan dari kasta. Orang Arya berada pada kasta
brahmana, ksatria, dan sedikit pada kasta waisya.
Agama yang
berkembang di India meliputi:
a. Agama
Hindu. Agama Hindu memuja dewa-dewa, ada tiga dewa yang paling terkemuka Dewa
Brahma sebagai pencipta alam, Dewa Wisnu sebagai pemelihara alam, dan Dewa
Syiwa sebagai perusak alam. Kitab sucinya disebut Weda.
b. Agama
Buddha. Agama Buddha diajarkan oleh Sidarta Gautama, putra mahkota kerajaan
Kapilawastu di India Utara. Sidarta Gautama memperoleh pencerahan tentang
masalah kehidupan, itulah yang disebut “Bodh”, sejak itu ia disebut “Budha”,
artinya orang yang memperoleh “Bodh”. Kitab sucinya Tripitaka.
Hasil
kesusastraan India yang berupa wiracarita antara lain:
a. Kitab
Ramayana
Kitab ramayana
merupakan karangan Resi Walmiki. Menceritakan kisah putra mahkota bernama Rama
putra Raja Dasaratha. Karena ulah ibu tirinya, Rama harus menjalani
pengembaraan ke hutan, dalam pengembaraannya itu istrinya, Dewi Sinta, diculik
oleh Rahwana atau Dasamuka, raja raksasa dari negeri Alengka (Sri Lanka).
Rahwana dicegat oleh Jatayu, burung garuda raksasa, tetapi dapat dikalahkan
oleh Rahwana. Dewi Sinta dilarikan sampai istana Alengka. Dengan pertolongan
kera Sugriwa dan Hanoman, Sri Rama dapat menyerbu Kerajaan Alengka. Dengan
bantuan bala tentara kera akhirnya Rahwana dapat dikalahkan dan Dewi Sinta
dapat diselamatkan.
b. Kitab
Mahabharata
Kitab
Mahabharata karangan Resi Wiyasa. Menceritakan kisah keadaan keluarga besar
Bharata, yang memerintah di kerajaan Hastina. Dua keturunan itu adalah Kurawa
dan Pandawa saling memperebutkan tahta kerajaan. Mula-mula keluarga pandawa
menjalani hukuman dibuang ke hutan selama 12 tahun, dalam pembuangan itu
keluarga Pandawa memperoleh gemblengan ilmu, sehingga kuat lahir dan batin.
Akhirnya terjadi perang saudara yang hebat antara dua turunan itu di medan
perang Kuruksetra. Perang tersebut terkenal sebagai perang Bratayudha, yaitu
perang antara kejahatan (pihak Kurawa) dengan kebaikan (pihak Pandawa).
Akhirnya, Pandawalah yang menang.
2. Suku bangsa yang berkembang
Bangsa Arya
diperkirakan masuk di India antara 2000 dan 1000 tahun sebelum Masehi masuklah
ke India dari sebelah utara. Kaum Arya, yang memisahkan diri dari kaum
sabangsanya di Iran dan yang memasuki India melalui jurang-jurang di pegunungan
Hindu Kush.
Bangsa Arya itu, yang
termasuk induk bangsa Indo-Eropa, mula-mula adalah bangsa pengembara. Dari
tempat mereka terakhir didaerah Asia pusat sebagaian dari mereka memasuki dan
menetap di dataran tinggi Iran, dan sebagian lagi di Punjab (5 sungai). Di
sepanjang sungai Sindhu terdapat suatu peradaban bangsa Dravida yang sudah
tinggi sekali tingkatnya. Peradaban iti berpusat di kota-kota yang diperkuat.
Dengan benteng-benteng.
Setelah datang di
India mereka menentap di dataran sungai Sindhu yang pada zaman itu masih subur,
jadi di daerah itu mereka telah menjumpai suatu peradaban tua. Di dalam
beberapa hal mereka sangan berbeda dengan bangsa Dravida. Kemudian mereka lebih
jauh memasuki India sampai di tepi sungai Gangga dan sampai di sebelah selatan.
Tetapi di situ mereka makin bercampur dengan bangsa Dravida dan dengan demikianlah
terwujudlah akhirnya suatu kesatuan. Berkat peleburan kebudayaan Dravida yang
tua itu dengan kebudayaaan Arya terjadilah kemudian kebudayaan India.
Jadi dapatlah
dikonstatir dengan jelas, bahwa agama Hindu sebagai agama tumbuh dari dua buah
sumber yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan pikiran keagamaan dua bangsa
yang belainan, yang mula-mula dalam banyak hal sangat berlainan, tetapi
kemudian lebur jadi satu.
Bangsa Arya datang
dengan membawa bahasa Sansekerta. Mereka juga memperkenalkan system kasta, yang
menempatkan orang-orang ke dalam bermacam-macam kasta atau warna berdasarkan
kedudukan.
Anggota Kelompok :
1. Annisa Mulya A (05)
2. Collin A (08)
3. Daffa Yudha P (09)
4. Dewi Asih C A (10)
5. Elsi Putri H (11)
6. Riska Azahra N (21)
7. Rizky Imaddudin (2
Comments
Post a Comment