Konflik Kamboja

Konflik Kamboja

A.  Latar Belakang

Perang Kamboja-Vietnam
Serbuan Vietnam ke Kamboja tahun 1978 segera menarik perhatian dunia. Negara-Negara barat yang dipelopori oleh Amerika Serikat mengutuk invasi Vietnam tersebut, sedangkan negara-negara Blok Timur  yang dipelopori oleh Uni Sovyet mendukung sikap Vietnam tersebut.situasi ini mendorong Menteri Letjen Lon Nol yang Pro Amerika Serikat melakukan kudeta ada tanggal 18 Maret 1970.keadaan genting akibat kudeta yang dilakukan oleh Lon Nol mendesak Norodom Sihanouk untuk melarikan diri kenegara tetangga.pada tanggal 9 oktober 1970,Lon Nol mengangkat dirinya menjadi Presiden Kamboja.Norodom Sihanouk pun mendirikan Pemerintahan Pengasingan di Peking(Beijing).Pada tahun 1975 Lon Nol dijatuhkan oleh Pol Pot,ketika Pol pot berkuasa Pol Pot menolak dominasi Vietnam dan lebih condong ke RRC.Pemerintahan Pol Pot penuh dengan kekejaman dan kekerasan.Hal ini menumbahkan rasa kebencian rakyat kamboja terhadap pemerintahan Pol Pot.Oleh sebab itu,muncul kelompok perlawanan dibawah pimpinan Heng Samrin yang didukung oleh Vietnam.

B.  Masalah Kamboja
Dengan terjadinya perang di negara vietnam membawa pengaruh yang besar di bidang politik di Asia Tenggara (Laos, Kamboja,Muangthai, Myanmar) Dalam Makalah ini Penulis membahas tentang “ Perkembangan Politik di Negara Kamboja “
Perang saudara di Kamboja ini adalah imbas dari Perang Vietnam.berdasarkan Perjanjian Jenewa (1954) pasukan Vietminh yang ada di Kamboja akan ditarik mundur dan kemidian akan diselenggarakan PEMILU tahun 1956 untuk menentukan kehendak rakyat. Namun perselisihan tetap terjadi di Kamboja. Pangeran Norodom Sihanouk condong kepada blok barat yang bertentangan dengan Son Ngoc Thah ketua partai Demokrat. Ketika Norodom Sihanouk bersikeras untuk mengubah Undang – Undang Dasar, pertentangan pun mencapai puncaknya.

Norodom Sihanouk
Norodom Sihanouk turun dari tahtanya dan digantikan oleh ayahnya yang bernama Raja Norodom Suramarit. Pada tahun 1960 Norodom Sihanouk kembali memimpin Kamboja. Pada tahun 1967, Norodom Sihanouk mengadakan perubahan Kabinet. Perdana Mentri Jendral Lon Nol digantikan oleh Son Sann. Pada masa itu, hubungan Kamboja dengan Amerika Serikat kurang baik. Bahkan Amerika Serikat menuduh Sihanouk telah memberikan bantuan kepada pasukan Vietkong dan Vietnam utara untuk melawan Amerika Serikat. Pada tahun 1970 Jendral Lon Nol berhasil merebut kekuasaan dan Norodom Sihanouk dipaksa mengungsi ke Beijing (Cina). Pada tahun 1975 jendral Lon Nol digulingkan oleh pasukan Khamer Merah yang berhaluan komunis. Pasukan khamer Merah dipimpin oleh Pol Pot dan berhasil menduduki ibukota Kamboja, Phnon Penh pada bulan April 1975.
Pada tahun 1979, pasukan Vietnam melancarkan serbuan ke Kamboja dan menggulingkan pemerintahan Khamer Merah yang condong kepada RRC. Kemudian di Kamboja didirikan pemerintahan pro Vietnam dan Uni soviet di bawah pemerintahan  Heng Samrin. Namun demikian, di Kamboja terdapat lawan-lawan Vietnam dan tetap meneruskan perlawanan terhadap pemerintahan Heng Samrin dan Vietnam. Mereka adalah pasukan Khamer Merah dipimpin Khiu Samphan, pasukan Moulika yang di pimpin oleh Nordom Sihanouk (berhaluan non komunis), pasukan Front Pembebasan Rakyat Khamer (KPNLF) di bawah pimpinan bekas Perdana Mentri Son Sann yang melakukan serangan Gerilya. Ketiga gerakan tersebut sepakat untuk membentuk pemerintahan koalisasi di Kamboja untuk mengakhiri pendudukan Vietnam.

C.  Upaya Penyelesaian
Upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan Konflik Kamboja dapat diklarifikasikan sebagai berikut            :
a)      ASEAN
Ketika Vietnam mengivansi kamboja,ASEAN mengeluarkan komunike bersama yang isinya mengutuk invasi Vietnam di kamboja dan menuntut penarikan tentara di kamboja
b)      Indonesia
Peran indonesia dilakukan melalui JIM I dan JIM II (Jkarta Informal Meeting) diselenggarakan di Bogor 1 juli 1998.Pesertanyaadalah pihak yang bertikai di Kamboja.Agenda yang dibahas antara lain      :
o   Membahas keterlibatan Negara-negara besar
o   Mencegah kembalinya rezim Pol pot
o   Perlunya mengedepankan kepentingan bersama dan menjahui kepentingan kelompok
JIM II dilaksanakan pada tanggal 19-21 februari 1989 dijakarta.Hasilnya antara lain menegaskan fungsi ICM (International Control Mecanism ) dan menyerukan penarikan tentara Vietnam dari kamboja .Fungsi ICM yaitu :
o   Memantau penarikan tentara Vietnam
o   Mengawasi penarikan tentara Vietnam
o   Memeriksa penerikan tentara Vietnam
o   Mengawasi Jalannya pemilu
c)      PBB
PBB menyelenggarakan International Conference Kamboja(ICC) pada tanggal 30-31 Juli 1998 di paris yang diikuti 135 negara.Tujuanya membentuk sebuah badan yang disebut ICM.Selain itu juga mengirimkan pasukan perdamaian yang disebut UNTAC dengan tugas mengatur pemerintahan di Kamboja.UNTAC juga berhasil menyelenggarakan pemilu tahun 1993 yang berhasil memilih Norodon Sihanouk sebagai Kepala Negara,Norodon Renavit dan Husein sebagai perdana menteri.
D.  Pengaruh Konflik Kamboja

Konflik kamboja mengakibatkan pemerintahan tidak stabil dan berdampak pada merosotnya pembangunan dan perekonomian.Dampak konflik kamboja juga mengakibatkan perubahan hubungan internasional dan kerjasama antara Negara.

Disusun oleh : Kelompok 1 (XII IPS 1)
·         Afifah Kusumawati                (01)
·         Afredo Yudha A                     (02)
·         Annisa Nurul A                      (04)
·         Arya Aziz E M                       (06)
·         Daffa Yudha P                        (09)
·         Dewi Asih C A                       (10)
·         Eny Prahmawati                     (12)
·         Nisrina Anggarini                   (19)

Terimakasih telah mengunjungi dan membaca blog kami. ^_^

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH PERKEMBANGAN VOC

Perang Teluk I dan Perang Teluk II

Konflik Yugoslavia