Posts

Showing posts from March, 2017

Sambutan Rakyat Boyolali Terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Image
A. Latar Belakang Masalah Rakyat di daerah-daerah mulanya tidak percaya bahwa Indonesia telah merdeka. Namun, setelah yakin akan kebenaran berita itu, luapan kegembiraan muncul di mana-mana. Di Jawa Tengah berita Proklamasi diterima melalui radio Domei Sementara. Oleh Syarief Sulaiman dan M.S. Mintarjo berita tersebut dibawa ke gedung Hokokai yang saat itu sedang dilaksanakan sidang di bawah pimpinan Mr. Wongso Negoro. Setelah copy teks Proklamasi dibacakan, para peserta sidang bertepuk tangan penuh gembira, kemudian secara serentak mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya. Berita Proklamasi kemudian disiarkan lewat radio Semarang. Masyarakat Jawa Tengah dengan cepat dapat menerima berita tersebut. Kemudian, pada tanggal 19 Agustus 1945, diadakan rapat raksasa untuk menguatkan pengumuman pengambilan kekuasaan di Semarang. Setelah itu, di daerah Brebes, Pekalongan, dan Tegal terjadi pemberontakan. Rakyat di tiga daerah tersebut menyerang para pamong praja dan pegawai pemerintah y

Tugas analisis "Sambutan Rakyat Boyolali Terhadap Proklamasi Kemerdekaan"

Image
BAB I Latar Belakang Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indoesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melal

Tugas Analisis 'Sambutan Rakyat Boyolali Terhadap Proklamasi'

Image
A. Latar Belakang  Rakyat di daerah-daerah mulanya tidak percaya bahwa Indonesia telah merdeka. Namun, setelah yakin akan kebenaran berita itu, luapan kegembiraan muncul di mana-mana. Di Jawa Tengah berita Proklamasi diterima melalui radio Domei Sementara. Oleh Syarief Sulaiman dan M.S. Mintarjo berita tersebut dibawa ke gedung Hokokai yang saat itu sedang dilaksanakan sidang di bawah pimpinan Mr. Wongso Negoro. Setelah copy teks Proklamasi dibacakan, para peserta sidang bertepuk tangan penuh gembira, kemudian secara serentak mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya. Berita Proklamasi kemudian disiarkan lewat radio Semarang. Masyarakat Jawa Tengah dengan cepat dapat menerima berita tersebut. Kemudian, pada tanggal 19 Agustus 1945, diadakan rapat raksasa untuk menguatkan pengumuman pengambilan kekuasaan di Semarang. Setelah itu, di daerah Brebes, Pekalongan, dan Tegal terjadi pemberontakan. Rakyat di tiga daerah tersebut menyerang para pamong praja dan pegawai pemerintah yang diangga

Sambutan Rakyat Boyolali Terhadap Proklamasi Kemerdekaan

Image
B erita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di berbagai daerah diterima secara terlambat dikarenakan alat-alat komunikasi sulit untuk dijangkau. Faktor lain yang mempengaruhi adalah rakyat Indonesia mendapat tekanan dan ancaman oleh Pemerintah Jepang. Tetapi lain hal dengan masyarakat Boyolali yang sebelumnya telah mendapatkan berita, maka pada tanggal 17 Agustus 1945 para pemuda yang telah menyimpan radio secara rahasia di Barisan Pelopor dapat mengikuti tuntunan acara Proklamasi Kemerdekaan yang dilaksanakan di Jakarta.             Markas  Cabangnya berpusat dirumah Amongwardoyo, tepatnya di jalan Merbabu Boyolali. Melalui Radio Rahasia/Radio Gelap itulah para anggota Barisan Pelopor dapat mengetahui pidato Bung Karno tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Berita tersebut disiarkan dengan bantuan Angkatan Muda Indonesia (AMI). Pada tanggal 19 Agustus 1945 ada seorang pemuda yang bernama Indromarjoko yang berasal dari S o l o  memberikan plakat-plakat tentang kemerdeka

Sambutan Rakyat 'Kota Susu' Terhadap Kemerdekaan Indonesia

Image
Setelah mendengar berita kekalahan Jepang, rakyat Indonesia segera melakukan serangan pembalasan diseluruh pangkalan Jepang. Kerena posisi makin tersedak, maka Jepang bersiap – siap membuat pertahanan terakhir dan membuat persembunyian di daerah – daerah jika sewaktu – waktu sekutu berhasil menguasainya. Pada situasi yang demikian itu Boyolali dijadikan tempat pertahanan dan perlindungan, bahkan mungkin untuk seluruh Karesidenan Surakarta dipusatkan di Boyolali. Tempat – tempat pertahanan maupun persembunyian itu antara lain : a. Daerah Kecamatan Musuk : di Tampir, Gares, Sukorame. Tempat ini digunakan untuk menyimpan bahan makanan dan bermacam – macam kebutuhan harian. b. Kecamatan Cepogo, dibuat goa – goa yang dapat memuat beribu – ribu orang. Gua itu terletak di lereng gunung Merapi bagian Timur. c. Kecamatan Nogosari : Glonggong, Gunung Madu terdapat gua – gua untuk menyimpan senjata. d. Bangak, Kecamatan Banyudono : terdapat gudang mesin e. Bulu, Simo, Wonoseg