Kebijakan Pokok Masa Pendudukan Jepang di Indonesia


A. KEBIJAKAN POKOK MASA PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA


1. BIDANG POLITIK
Pada masa pendudukan Jepang,semua partai politik rakyat pribumi dibubarkan dan dihapuskan,surat kabar dihentikan keberadaannya serta dilarang untuk menerbitkannya dan harus digantikan dengan koran Jepang-Indonesia.Pemerintah Jepang melarang rakyat pribumi untuk menghentikan semua bentuk perkumpulan,dan Jepang akan mengendalikan seluruh organisasi nasional,dan dalam bidang politik pemerintahan, Jepang juga membentuk 8 bagian pada pemerintah pusat dan bertanggung jawab pengelolaan ekonomi pada syu (karesidenan).

2. BIDANG EKONOMI
Pendudukan Jepang di Indonesia berorientasi pada eksplotasi sumber daya alam dan manusia.Dalam bidang ekonomi, Jepang membuat kebijakan-kebijakan yang pada intinya terpusat pada tujuan mengumpulkan bahan mentah untuk industri perang.Ada dua tahap perencanaan untuk mewujudkan tujuan tersebut, yaitu tahap penguasaan dan tahap menyusun kembali struktur.Pada tahap penguasaan, Jepang mengambil alih pabrik-pabrik gula milik Belanda untuk dikelola oleh pihak swasta Jepang, misalnya, Meiji Seilyo Kaisya dan Okinawa Seilo Kaisya.Adapun dalam tahap restrukturisasi (menyusun kembali struktur), Jepang membuat kebijakan- kebijakan salah satunya yaitu sistem autarki, yakni rakyat dan pemerintah daerah wajib memenuhi kebutuhan sendiri untuk menunjang kepentingan perang Jepang.

3. BIDANG MILITER
Sejak awal pendudukannya, Jepang selalu berusaha menarik hati bangsa Indonesia agar bersedia membantu pemerintah Jepang dalam usaha untuk memenangkan peperangan melawan Sekutu.Bangsa Indonesia hampir selalu dilibatkan dalam berbagai organisasi militer maupun organisasi semi militer.

Organisasi Militer :

a. Pembela Tanah Air (Peta)

Pembela Tanah Air dibentuk pada 3 Oktober 1943. Tugasnya: mempertahankan Indonesia dengan sekuat tenaga dan daya bila datangnya serangan Sekutu. Pembentukan Peta dilakukan atas perintah Gatot Mangkupraja kepada panglima tertinggi Jepang Letjen Kumaichi Harada pada 7 September 1943). Dari Peta ini muncul tokoh–tokoh militer yang militan, antara lain Jenderal Soedirman, Jenderal Gatot Subroto, Supriyadi, Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Soeharto dan sebagainya. Pelatihnya adalah Kapten Yanagawa.


b. Heiho (Pembantu Prajurit Jepang)
Heiho  (Pasukan Pembantu) adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan di dalam organisasi  militer Jepang, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Tujuan pembentukan Heiho adalah membantu tentara Jepang.Heiho adalah organisasi militer yang anggotanya adalah orang–orang pribumi, dibentuk pada April 1943.

Organisasi Semi Militer:

a. Seinendan (Barisan Pemuda)
Seinendan dibentuk pada 9 Maret 1943.Tujuan adalah mempersiapkan para pemuda Indonesia untuk membantu tentara Jepang dalam menghadapi Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya (Perang Pasifik).


b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
Anggota Keibodan terdiri atas pemuda yang dibentuk pada 29 April 1943.Mereka memperoleh pendidikan guna dapat membantu tugas–tugas polisi Jepang.Organisasi Keibodan berada di bawah pengawan polisi Jepang secara ketat agar anggotanya tidak terpengaruh oleh golongan nasionalis.

c. Fujinkai (Barisan Wanita)


Fujinkai dibentuk pada Agustus 1943.Tujuannya  untuk membantu tentara Jepang dalam perang, untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat melalui kegiatan pendidikan dan kursus-kursus.



d. Jawa Hokokai ( Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa)


Perkumpulan ini dibentuk pada 1 Maret 1994 setelah Pusat Tenaga Rakyat dibekukan.  Jawa Hokokai adalah organisasi resmi pemerintah yang diawasi langsung oleh para pejabat militer yang dipersiapkan sebagai gerakan total dalam menghadapi serangan ekutu. Tugas pokoknya adalah mengumpulkan dana, bahan pangan, dan besi–besi tua untuk keperluan perang. Karena organisasi ini membuat rakyat resah, susah, dan menderita, maka tidak mendapat dukungan rakyat.

e. Suisyintai (Barisan Pelopor)
Badan ini bagian dari Jawa Hokokai, dibentuk pada 25 September 1944. Tujuannya adalah meningkatkan kesiapsiagaan rakyat, terutama para pemudanya untuk bertahan total bila diserang Sekutu.

f. Hizbullah
Pada tanggal 15 Desember 1944 berdiri pasukan sukarelawan pemuda Islam yang dinamakan Hizbullah (Tentara Allah) yang dalam istilah Jepangnya disebut Kaikyo Seinen Teishinti. Ketua pengurus pusat Hizbullah adalah KH. Zainul Arifin, dan wakilnya adalah Moh. Roem.

4. BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA
a. Sosial
Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjadi romusha.Mereka dipaksa bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan.Akibatnya banyak romusha yang meninggal dan terjangkit wabah penyakit.Karena kemelaratan yang dialami para romusha tersebut, muncul golongan baru yang disebut golongan kere atau gembel.Jepang juga mengatur sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat.
Stratifikasi sosial pada masa pendudukan Jepang terdiri dari:
1. Golongan teratas yaitu golongan Jepang.
2. Golongan kedua yaitu golongan pribumi.
3. Golongan ketiga yaitu golongan Timur Asing.

b. Budaya
Pada masa pendudukan Jepang, bahasa Indonesia diizinkan digunakan dalam komunikasi. Sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh digunakan.Papan nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar.

B. PERBANDINGAN MENGENAI KEBIJAKAN PADA MASA AWAL DENGAN MASA AKHIR PENDUDUKAN DI INDONESIA

Masa Akhir Pendudukan Jepang:
Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II, pada awal perang, memperoleh berbagai kemenangan pada berbagai front pertempuran.Serangan Jepang secara mendadak kemudian mampu meluluhlantakan Pearl Harbour yang merupakan pangkalan perang Amerika Serikat.Tujuan Jepang melakukan serangan terhadap Pearl Harbour adalah melumpuhkan kekuatan Amerika Serikat yang dianggap berbahaya untuk menuju Asia Timur Raya.Akan tetapi kemenangan-kemengangan Jepang itu tidak berlangsung lama.

Pada akhir tahun 1944, Jepang semakin terdesak, beberapa pusat pertahanan di Jepang termasuk kepulauan saipan jatuh ke tangan Amerika Serikat. Terdesaknya pasukan Jepang diberbagai front menjadi berita menggembirakan bagi bangsa Indonesia. Harapan bangsa Indonesia agar terjadi perubahan sikap terhadap penguasa Jepang ternyata terwujud.Jepang semakin terpuruk, semangat tempur tentara Jepang makin merosot dan persediaan senjata dan amunisi terus berkurang dan banyak kapal perang yang hilang, keadaan semakin diperburuk dengan perlawanan rakyat yang semakin menyala.

Salah satu pertempuran yang membawa dampak negative bagi Jepang adalah Pertempuran Laut Karang atau Laut Koral(1942). Pertempuran ini tercatat sebagai pertempuran laut pertama yang melibatkan kapal-kapal perang kedua belah pihak.Serangan Jepang dapat ditahan oleh Amerika Serikat.Pada pertempuran ini Jepang mengalami kerugian dengan rusaknya berbagai kapal induk. Kekalahan Jepang pada pertempuran selanjutnya dikarenakan Amerika Serikat mampu mengetahu strategi yang akan dipakai oleh Jepang melalui penyadapan.

Kekalahan Jepang dalam berbagai front pertempuran juga dipersulit dengan adanya berbagai perlawanan yang berlangsung dibeberapa daerah di Indonesia. Perlawanan terhadap Jepang antara lain di Aceh yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil, Perlawanan rakyat Tasikmalaya dipimpin oleh KH. Zainal Mustofa, dan Perlawanan PETA di Blitar yang dipimpin oleh Supriyadi.

Kekalahan Jepang di berbagai front pertempuran berdampak bagi pemerintahan yang ada di Jepang. Pada tanggal 17 Jui 1944, Jenderal Nideki Tojo diganti oleh Jenderal Koniaki Koiso. Pada tanggal 7 september 1994 jenderal koiso memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia dikemudian hari. Pada 1 Maret 1945, panglima Jepang letnan jenderal kumakici harada mengumumkan pembentukan badan penyelidikan usaha-usaha persiapan kemerdekan Indonesia (BPUPKI). Seiring berjalannya BPUPKI pada tanggal 6 Agustus 1945 kota Hirosima dibom atom oleh sekutu dan pada tanggal 7 Agustus 1945 dibubarkannya BPUPKI dan dibentuklah PPKI (Panitia persiapan kemerdekana Indonesia). PPKI yang dipimpin oleh ir.Soekarno beserta Moh. Hatta dan Dr. Rajiman Widyadiningrat berangkat ke dalat, vietnam pada 2 Agustus 1945 bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kemerdekaan Indonesia.

Amerika Serikat kemudian membom atom kedua kota yang ada di Jepang, yakni Hirosmia dan Nagasaki pada tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus 1945. Pemilihan kedua kota itu dikarenakan kedua kota tersebut merupakan pusat industry di Jepang. Akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu dan berakhirnya juga masa pendudukan Jepang di Indonesia.Akan tetapi Jepang harus tetap menjaga status quo sebelum kedatangan Sekutu. Bangsa Indonesia memanfaatkan kondisi yang demikian itu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sebelum Sekutu datang, yakni pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno di damping oleh Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian maka berakhirlah kekuasaan Jepang di Indonesia, dan Indonesia muncul menjadi satu negara yang merdeka.

Kesimpulan:
Jika dibandingkan antara kedudukan masa awal dan masa akhir Jepang di Indonesia maka dapat disimpulkan bahwa pada masa awal kedudukan Jepang di Indonesia sangat merugikan dan menyengsarakan rakyat Indonesia atas kebijakan – kebijakan Jepang yang lebih mengutamakan kepentingan Jepang.Sedangkan pada masa ahkir, kedudukan Jepang sudah mulai tergoyahkan karena adanya perlawanan – perlawanan masyarakat Indonesia yang semakin berkobar yang dipimpin oleh tokoh tokoh Indonesia. Contohnya Ir. Soekarno. Moh Hatta, Sultann Syahrir, KI Hajar Dewantara, dan tokoh tokoh lainnya.

Kelompok 1
Afredo Yudha A (02)
Pulung Punjung L (20)
Samsianida Kewa A (24)
Trisnani Jati W (26)
Wahid Nur Rohman L S (27)
Wieqtsa Mellynea A  (28)


Comments

Popular posts from this blog

Perang Teluk I dan Perang Teluk II

Manusia Purba di Afrika

Konflik Yugoslavia